Perusahaan Meta baru-baru ini mengambil langkah signifikan dengan merekrut Nat Friedman dan Daniel Gross, yang kini memimpin startup Safe Superintelligence dengan valuasi mencapai US$32 miliar, menurut laporan CNBC pada 19 Juni. Langkah ini menunjukkan tingginya minat di kalangan investor terhadap unit kecerdasan buatan (AI) superintelligence yang sedang dikembangkan oleh perusahaan.
Bersama Friedman, Alexandr Wang kini juga memimpin Superintelligence Labs di Meta, yang bertanggung jawab atas pengembangan model dasar AI, proyek, serta riset perusahaan. Mark Zuckerberg, CEO Meta, melancarkan strategi rekrutmen besar-besaran di sektor AI untuk berkompetisi dengan raksasa teknologi seperti OpenAI dan Alphabet, perusahaan induk Google.
Saham Meta pernah mencapai US$747,90 atau sekitar Rp12,09 juta dalam perdagangan intraday, mengungguli rekor sebelumnya yang tercatat pada Februari, saat perusahaan mulai memutuskan hubungan kerja dengan 5% karyawan dianggap berkinerja kurang memuaskan. Upaya Meta untuk mengakuisisi Safe Superintelligence sebelumnya mengalami penolakan dari pendirinya, Ilya Sutskever, seorang pakar di bidang AI.
Istilah “superintelligence” merujuk pada teknologi yang memiliki kemampuan di atas manusia. Pembentukan unit ini pertama kali diungkapkan oleh Bloomberg News. Pada bulan Juni, Meta juga mengumumkan pengambilan CEO Scale AI, Alexandr Wang, dan beberapa rekan kerjanya untuk mendukung investasi sebesar US$14,3 miliar dalam startup data labeling dan anotasi.
Pada 1 Juli 2025, Meta berhasil menciptakan rekor tertinggi dalam perdagangan, bergabung dengan Microsoft dan Nvidia sebagai pemain besar di bidang teknologi yang mendobrak batas-batas. Dalam sebuah podcast, CEO OpenAI, Sam Altman, mengungkapkan bahwa Meta menawarkan bonus penandatanganan kontrak yang mencengangkan hingga US$100 juta bagi talenta terbaik. Sementara itu, kepala teknologi Meta, Andrew Bosworth, menyoroti bahwa rekrutmen AI terbaru ini adalah yang paling luar biasa dalam dua dekade karirnya di industri teknologi.
