ARA adalah singkatan dari Auto Rejection Atas, yaitu batas maksimum kenaikan harga saham dalam satu hari perdagangan. Jika harga saham menyentuh batas atas ini, maka sistem secara otomatis akan menolak semua order beli pada harga yang lebih tinggi.

Sebaliknya, ARB adalah Auto Rejection Bawah, yaitu batas maksimum penurunan harga saham dalam satu hari. Ketika harga saham turun hingga menyentuh batas ARB, maka order jual pada harga yang lebih rendah tidak akan diterima lagi oleh sistem.

Batas ARA dan ARB di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan batas ARA dan ARB berdasarkan harga terakhir saham. Batas ini berbeda-beda tergantung pada level harga saham dan mengikuti ketentuan fraksi harga yang berlaku.

Kenaikan harga dalam persen mengikuti pembulatan berdasarkan fraksi harga, yaitu kelipatan terkecil dari perubahan harga saham di BEI. Artinya, saat kamu ingin memasukkan order beli atau jual saham, hanya bisa memilih harga yang sesuai dengan fraksi pada level harga tertentu.

Simulasi Perhitungan ARA dan ARB

Berikut ini adalah simulasi perhitungan harga saham jika terjadi kenaikan (ARA) atau penurunan (ARB) secara beruntun dalam beberapa hari berturut-turut.

Namun dalam praktiknya, jika sebuah saham mengalami ARA atau ARB berturut-turut, BEI biasanya akan memberikan peringatan, dan bisa saja melakukan suspensi perdagangan terhadap saham tersebut. Hal ini dilakukan untuk memberikan waktu cooling down serta mencegah fluktuasi harga yang terlalu ekstrem.

• Masukkan harga awal saham yang ingin dihitung.
• Klik tombol ARA atau ARB untuk melihat simulasi pergerakan harganya sesuai ketentuan yang berlaku