
Awal September 2025, pasar saham Indonesia lagi heboh sama rumor besar: PT United Tractors Tbk (UNTR) dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk membeli aset emas milik PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), yaitu tambang emas Bakan yang ada di Sulawesi Utara. Kalau benar deal ini jalan, langkah tersebut bisa jadi game changer buat prospek bisnis UNTR maupun PSAB. Pertanyaannya, apa pentingnya tambang ini, dan bagaimana dampaknya buat investor? Yuk kita bahas.
Kenapa Tambang Bakan Penting?
Tambang Bakan adalah salah satu mesin utama PSAB. Produksi emasnya konsisten di kisaran 70.000 – 120.000 ounce per tahun, dengan cadangan terbukti sekitar 425.000 ounce. Masalahnya, umur produksi tambang ini relatif pendek, diperkirakan tinggal 4–5 tahun lagi kalau tidak ada eksplorasi tambahan. Sementara itu, PSAB sedang gencar mempersiapkan Proyek Doup, tambang emas baru dengan cadangan lebih besar yang ditargetkan mulai produksi komersial di 2026.
Kalau Bakan dijual, PSAB bisa dapat dana segar untuk mempercepat pengembangan Proyek Doup sekaligus mengurangi beban biaya operasional dari tambang yang sudah mulai menua.
Untungnya UNTR Kalau Akuisisi Jalan
Buat UNTR, akuisisi ini bukan cuma tambah-tambah aset, tapi juga memperkuat posisinya di industri emas Indonesia. Saat ini, UNTR sudah punya tambang Martabe (lewat PT Agincourt Resources) dan tambang Sumbawa Jutaraya.
Kalau tambang Bakan masuk ke kantongnya, produksi emas UNTR bisa naik ke kisaran 350.000 ounce per tahun. Itu artinya UNTR bakal jadi produsen emas terbesar ketiga di Indonesia. Selain itu, langkah ini selaras dengan strategi diversifikasi UNTR ke bisnis mineral dan energi terbarukan yang lebih berjangka panjang.
Apa Artinya Buat Investor?
- UNTR: Tambahan produksi emas berarti prospek pendapatan dan laba makin cerah. Diversifikasi bisnis yang solid bisa bikin valuasi sahamnya naik, dan ini sinyal positif buat investor.
- PSAB: Dengan dana hasil penjualan Bakan, PSAB bisa fokus gaspol di Proyek Doup. Walau mungkin ada fase transisi yang bikin kinerja agak volatile, dalam jangka panjang prospek pertumbuhan PSAB lebih menjanjikan.
Sekilas Soal Proyek Doup
Proyek Doup inilah “kartu truf” PSAB. Direncanakan mulai operasi akhir 2025, proyek ini dipersenjatai investasi lebih dari 160 juta USD, kapasitas pengolahan batuan 2 juta ton per tahun, dan cadangan emas sekitar 1,57 juta ounce.
Buat jangka panjang, proyek ini bisa menopang pertumbuhan produksi PSAB hingga 15 tahun ke depan
Rumor akuisisi tambang Bakan ini bukan sekadar transaksi jual beli aset, tapi langkah strategis buat UNTR dan PSAB. UNTR bakal makin kokoh sebagai pemain besar emas Indonesia, sementara PSAB bisa dapat modal kuat untuk fokus ke proyek barunya.
Bagi investor, momen ini bisa jadi peluang untuk melirik saham kedua emiten tambang tersebut, baik buat investasi jangka menengah maupun panjang. Kalau skenario berjalan sesuai harapan, bukan cuma prospek bisnis yang naik, tapi harga sahamnya juga berpotensi ikut terdongkrak.
Analisa Nilai Wajar UNTR pasca akuisisi
Analisis nilai wajar UNTR pasca-akuisisi tambang emas baru menunjukkan potensi peningkatan nilai perusahaan yang signifikan. Jika akuisisi tambang Bakan dari PSAB terealisasi, produksi emas UNTR akan naik dari sekitar 265.000 ounce menjadi sekitar 350.000 ounce per tahun, memperkuat posisi UNTR sebagai penambang emas terbesar ketiga di Indonesia.
Diversifikasi ini akan memperkuat pendapatan dan profitabilitas UNTR di masa depan, membuat perusahaan kurang tergantung pada fluktuasi harga batubara. Dengan pembesaran portofolio sumber daya mineral, nilai aset UNTR diperkirakan meningkat, sehingga nilai intrinsik saham secara teoritis juga naik.
Analisis valuasi sebelumnya menyebutkan harga wajar UNTR di kisaran Rp 28.000 hingga Rp 30.000 per saham berdasarkan discounted cash flow dan proyeksi pertumbuhan lini emas.
Pasca akuisisi, potensi peningkatan laba bersih seiring pertumbuhan produksi emas dan efektivitas manajemen aset baru dapat mendorong kenaikan nilai wajar saham di kisaran tersebut atau lebih tinggi.
Hal ini juga didukung oleh ekspektasi dividen yield tinggi, sekitar 11-12% setelah penyesuaian laba bersih dan kebijakan dividen payout.
Risiko dan Catatan
Meskipun ada potensi positif dari akuisisi, UNTR masih mengandalkan bisnis batubara sebagai sumber pendapatan utama saat ini, sehingga eksposur pasar komoditas tetap menjadi risiko. Keberhasilan integrasi tambang baru dan peningkatan produksi optimal akan menjadi faktor kunci untuk mewujudkan nilai wajar yang lebih tinggi.
Kesimpulannya, akuisisi aset tambang dari PSAB dapat meningkatkan nilai wajar UNTR secara substansial melalui penambahan kapasitas produksi, diversifikasi sumber pendapatan, dan penguatan margin laba segmen emas. Investor perlu memantau perkembangan akuisisi dan kinerja produksi tambang baru sebagai indikator utama nilai saham UNTR ke depan.