
Pada 30 Juni 2025, manajemen PT Iforte Solusi Infotek mengungkapkan melalui prospektus bahwa mereka berharap dapat memberikan tingkat bunga pinjaman yang lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh keanggotaan mereka dalam grup Pengendali Baru, yang dikenal memiliki kinerja serta latar belakang keuangan yang solid.
Jika setelah pelaksanaan tender, kepemilikan Iforte melampaui 80%, maka mereka diwajibkan untuk melepaskan sebagian saham kepada publik. Langkah ini bertujuan agar porsi kepemilikan masyarakat tetap mencapai minimal 20% sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh OJK.
Berdasarkan pernyataan, akuisisi saham ini tidak hanya akan memperkuat bisnis infrastruktur digital tetapi juga akan memperluas layanan perusahaan dari segmen B2B ke B2C. Jika rencana ini terlaksana, total kepemilikan Iforte atas DATA akan mencapai 824.973.100 saham atau setara dengan 60%.
Sejak September 2018, Iforte telah melakukan pengambilalihan terhadap 550 juta saham Remala yang setara dengan 40% dari total kepemilikan. Dalam keterbukaan informasi, Iforte menyampaikan rencana tender offer yang menargetkan maksimal 274,97 juta saham atau sekitar 20% dari modal disetor Remala Abadi.
Tender wajib ini akan dimulai pada 1 Juli dan berakhir pada 30 Juli 2025, dengan nilai penawaran ditetapkan sebesar Rp974 per saham. Total nilai penawaran maksimal diperkirakan mencapai Rp267,82 miliar. Pembayaran kepada pemegang saham yang ikut serta direncanakan dilakukan paling lambat pada 11 Agustus 2025.
Transaksi tender ini akan dilakukan melalui pasar negosiasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), melibatkan dua pemegang saham sebelumnya. Perusahaan menegaskan tidak memiliki rencana untuk melakukan delisting, mengubah statusnya menjadi perusahaan tertutup, maupun melikuidasi Remala Abadi.
Remala Abadi sendiri merupakan penyedia layanan internet dan solusi TI yang baru mencatatkan sahamnya di BEI pada Mei 2024. Dukungan dari grup Iforte diharapkan akan mempercepat pertumbuhan serta meningkatkan efisiensi operasional perusahaan ini.