
Data terbaru menunjukkan bahwa angka penggajian di sektor swasta tidak sesuai dengan harapan, yang disertai dengan survei sektor jasa yang menimbulkan kekhawatiran mengenai dampak ketidakpastian perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi. Meskipun demikian, ada kabar positif dari Presiden AS Donald Trump, yang mengumumkan bahwa tiga anggota kabinetnya akan bertemu perwakilan dari Cina di London pada 9 Juni 2025 untuk membahas potensi kesepakatan perdagangan.
Indeks saham di Amerika Serikat berhasil mencatat penguatan pada perdagangan Jumat, 6 Juni 2025, berkat laporan pekerjaan yang menunjukkan hasil lebih baik dari perkiraan, yang bagi banyak investor menenangkan kekhawatiran tentang kondisi ekonomi saat ini. Menurut pandangan pasar, selalu ada kesempatan untuk mengejar kesepakatan perdagangan saat ada tawaran yang tersedia. Pada hari Kamis, Trump melakukan pembicaraan dengan pemimpin Tiongkok, Xi Jinping, setelah menuai ketegangan berkepanjangan terkait isu perdagangan dan mineral penting.
Lindsay Rosner, yang menjabat sebagai kepala investasi pada Goldman Sachs Asset Management, memperkirakan bahwa Federal Reserve tidak akan mengambil tindakan tegas dalam pertemuan bulan ini. Ia meyakini bahwa data pasar tenaga kerja yang melambat mungkin diperlukan agar Fed dapat melanjutkan siklus pelonggarannya. Indeks S&P 500 bahkan mencapai level tertinggi dalam lebih dari tiga bulan, meskipun masih sedikit di bawah rekor tertingginya yang tercatat pada bulan Februari, dengan selisih sekitar 2%.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan adanya kenaikan sebesar 130.000 pekerjaan dalam penggajian. Wall Street juga mencermati sejauh mana legislasi yang ada dapat merangsang pertumbuhan ekonomi, tetapi tetap waspada terhadap risiko peningkatan utang negara akibat defisit fiskal yang melebar. Menurut Jamie Cox dari Harris Financial Group, kunci utama adalah apakah kesepakatan perdagangan yang nyata dapat tercapai.
Data yang dirilis juga menunjukkan bahwa penggajian nonpertanian meningkat sebesar 139.000 pekerjaan bulan lalu, setelah adanya kenaikan sebesar 147.000 jabar sebelumnya. Beberapa pendukung Trump, termasuk Elon Musk, mengkritik RUU yang menjadi bagian sentral dari agenda Trump. Mereka menyampaikan kekecewaan terhadap penentangan publik yang muncul, sementara beberapa masalah masih tersisa untuk dibahas di masa mendatang.
Setelah rilis laporan tersebut, para pelaku pasar beranggapan bahwa Federal Reserve tidak memiliki urgensi untuk segera memangkas suku bunga. Kristina Hooper, kepala strategi pasar di Man Group, mencatat bahwa seiring pertambahan utang, dampak negatifnya terhadap pertumbuhan ekonomi menjadi semakin signifikan. Meskipun begitu, indeks kini telah pulih lebih dari 20% sejak 8 April, ketika pasar saham mengalami penurunan tajam akibat kekhawatiran terhadap tarif yang diberlakukan.
Ketidakpastian mengenai pemotongan pajak dan RUU belanja yang sedang dibahas oleh Senat AS juga menjadi fokus perhatian investor. Saat ini, tingkat pengangguran tercatat pada angka 4,2%, sesuai dengan ekspektasi. Banyak pelaku pasar juga melihat bulan September sebagai waktu yang ideal untuk dilakukan pemangkasan suku bunga, dengan satu pemangkasan tambahan direncanakan pada bulan Desember. Ketegangan antara Trump dan Elon Musk terkait legislasi ini juga tampaknya menambah tekanan pada indeks saham secara keseluruhan.