:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1817915/original/035499500_1514865744-20180102-IHSG-FF1.jpg)
Perdagangan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) di Bursa Efek Indonesia dijadwalkan berlangsung mulai tanggal 7 hingga 15 Juli 2025. Sementara itu, pencatatan saham yang dihasilkan dari pelaksanaan HMETD akan dilakukan antara 9 hingga 17 Juli 2025. Jika semua hak tersebut dilaksanakan, perusahaan memiliki potensi untuk mengumpulkan dana sebesar Rp 5,89 triliun.
Dalam pengumumannya, pemegang saham utama, PT Investasi Sukses Bersama (ISB), yang memiliki 50,37% saham perusahaan, telah menyatakan niatnya untuk melaksanakan seluruh HMETD miliknya yang bernilai sekitar Rp 2,97 triliun. Melalui aksi korporasi ini, WIFI berpeluang besar untuk menarik dana yang sama, yaitu Rp 5,89 triliun. Selain itu, pemegang saham pengendali, Tinawati, juga berencana untuk menggunakan nilai pelaksanaan sekitar Rp 16,87 miliar.
Jika ada pemegang saham yang memutuskan untuk tidak melaksanakan hak nya, maka mereka akan berisiko mengalami dilusi hingga 55,56%. Ini berarti, setelah pelaksanaan rights issue, porsi modal disetor akan meningkat hingga 55,56%. Satu HMETD dapat dipergunakan untuk membeli satu saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 2.000 per saham.
Merujuk pada informasi yang terdapat dalam prospektus yang dirilis pada 23 Juni 2025, PT Solusi Sinergi Digital akan mengeluarkan hingga 2,95 miliar saham baru dengan nominal Rp 100 per saham. Dana yang terkumpul dari aksi ini akan dialokasikan untuk entitas anak, yakni PT Jaringan Infra Andalan (JIA), yang selanjutnya akan mengalir ke PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE).
Sementara itu, data perdagangan bursa saham untuk tahun 2018 mencatat bahwa pembukaan dilakukan pada level 6.366 poin, dengan pertumbuhan sebesar 11 poin. Ini menunjukkan dinamika pasar yang positif dan memberikan gambaran optimis untuk perkembangan saham di masa mendatang.