Cirebon: Nelayan Temukan Harta Karun Rp 720 M di Laut!

Cirebon: Nelayan Temukan Harta Karun Rp 720 M di Laut!

Setelah mendapatkan izin dari pemerintah, sebuah perusahaan swasta mulai melakukan proyek pencarian di wilayah perairan yang diperkirakan memiliki banyak ikan. Nelayan yang tidak disebutkan namanya merasa optimis akan hasil tangkapan yang melimpah di lokasi tersebut. Ia segera mengangkat jaringnya dengan segala tenaga yang dimiliki untuk memasukkan hasil tangkapannya ke dalam kapal.

Sesampainya di daratan, nelayan tersebut mengeksplorasi asal-usul keramik yang terjaring bersamaan dengan ikan. Jakarta, pada tanggal 3 April 2012, CNBC Indonesia melaporkan bahwa aktivitas sehari-hari nelayan ini ternyata membawa berkah yang tak terduga. Berhenti pada jarak 70 kilometer dari pantai dan di kedalaman sekitar 50 meter, ia melepaskan jaring dan mengharapkan banyak ikan terjaring. Namun, pengangkatan jaring kali ini terasa istimewa.

Benda yang tertangkap tidak hanya ikan, tetapi juga berbagai keramik. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Eka Asih dari Pusat Arkeologi Nasional, kapal karam di Cirebon ditemukan mengangkut sekitar 314.171 keramik yang meliputi porselen, piring, dan mangkuk. Penelitian lain oleh Krzemnick dan kawan-kawan mengungkapkan bahwa kapal tersebut juga membawa 12.000 mutiara, serta ribuan permata dan emas.

Diperkirakan, seluruh temuan tersebut memiliki nilai mencapai Rp 720 miliar, sebagaimana dilaporkan oleh situs berita Detik.com. Di era Dinasti Tang, keramik menjadi komoditas yang sangat bernilai dan sering diperdagangkan melalui jalur laut ke negara-negara seperti India. Hal ini ditegaskan oleh temuan serupa di Sumatera Selatan, yang menunjukkan adanya hubungan perdagangan yang erat pada masa itu antara China dan wilayah-wilayah di Indonesia, terutama pada perkembangan Kerajaan Sriwijaya yang mencapai puncak kejayaan.

Dengan demikian, kapal yang karam ini diketahui membawa keramik yang diperuntukkan bagi perdagangan di Sumatera Selatan, dan bertujuan menuju Pantai Utara Jawa di bagian Timur. Penemuan ini tidak hanya mengungkapkan sejarah perdagangan, tetapi juga memberikan wawasan baru tentang interaksi antara budaya dan ekonomi di Asia Tenggara pada masa lalu.

Previous Post Next Post