:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4885703/original/038216100_1720407896-Foto_1_-_Citi_Indonesia.jpg)
CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi, menyatakan bahwa beberapa sektor mengalami pertumbuhan yang positif, seperti manufaktur, agribisnis, pertambangan, perdagangan, serta transportasi dan komunikasi. Menyusul laporan kinerja Citi Indonesia pada triwulan pertama tahun 2025, terlihat jelas bahwa perusahaan ini berhasil mencatatkan kinerja yang memuaskan dengan Pendapatan Bunga Bersih meningkat 11% year-on-year dan rasio low cost fund stabil di 74%, meskipun ada tantangan dari ketidakpastian ekonomi global.
Dalam pantauannya, Batara mencatat bahwa pengurangan tarif oleh Amerika Serikat terhadap China membawa fleksibilitas dalam kebijakan tarif yang dapat memberikan sinyal positif bagi pertumbuhan ke depan. Untuk divisi Treasury and Trade Solutions (TTS), Citi juga mencatat pertumbuhan dibandingkan tahun lalu. Pada kuartal pertama 2025, pertumbuhan kredit dihitung 2% dibandingkan Desember 2024, meskipun ada penurunan tahunan sebesar 11%.
Citi Indonesia membukukan laba bersih sebesar Rp 645 miliar, didukung oleh peningkatan Pendapatan Bunga Bersih yang optimis. Namun, perlambatan terjadi pada sektor keuangan dan beberapa sektor komunikasi, yang berpengaruh pada angka pertumbuhan keseluruhan. Meskipun dihadapkan pada tantangan eksternal, sektor Banking Citi menunjukkan pendapatan yang positif.
Batara menjelaskan, “Kami berinovasi dengan menyederhanakan inisiasi pembayaran dan meningkatkan manajemen laporan.” Komitmen Citi untuk mendukung pertumbuhan keuangan klien dan ketahanan sektor perbankan Indonesia terus menjadi prioritas dengan penawaran layanan yang komprehensif.
Di sektor Banking, Citi fokus pada penyediaan solusi keuangan untuk perusahaan lokal dan multinasional, termasuk lembaga keuangan dan sektor publik. Namun, tarif sektor tertentu tetap tinggi, seperti semikonduktor dan farmasi, akibat dorongan dari pemerintah AS untuk mendorong pabrik-pabrik kembali ke dalam negeri.
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) tercatat pada 43,2%, meningkat dari tahun sebelumnya yang berada di angka 39,6%. Dalam konteks internasional, Batara Sianturi menyoroti bahwa jaringan global Citi memperkuat posisi strategis bank dalam memberikan layanan kepada klien yang beroperasi lintas negara.
Citi juga melaporkan bahwa mereka berhasil melakukan migrasi otorisasi dari offline ke online untuk platform CitiDirect®, yang merupakan bagian dari transformasi digital lebih luas untuk menciptakan pengalaman perbankan yang lebih baik. Dalam bidang Markets, Citi tetap sebagai pemimpin di pasar valuta asing dan pendapatan tetap.
Citi Indonesia mengumumkan kinerja stabil di kuartal pertama 2025, termasuk perbaikan dalam kualitas aset dengan rasio gross Non Performing Loan turun menjadi 0,2% dari sebelumnya 3,4%. Perusahaan tetap optimis akan adanya pemulihan kredit pada kuartal mendatang, dengan syarat adanya kejelasan terkait kebijakan tarif yang berdampak pada keputusan bisnis klien.
Dengan memperhatikan dinamika global yang penuh ketidakpastian, Citi menempatkan diri sebagai mitra terpercaya selama masa transisi ekonomi, dengan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan yang cepat. Ini diperkuat oleh peningkatan saldo CASA sebesar 14% dan kenaikan pemakaian kartu komersial hingga 7%. Citi Indonesia juga mencatat Return on Equity (ROE) sebesar 13,3% dan Return on Assets (ROA) sebesar 3,5%.
Sementara itu, Citi memperkirakan bahwa tarif resiprokal global akan turun menuju baseline universal sebesar 10% dalam beberapa bulan mendatang. Citi juga aktif mendukung inisiatif digitalisasi oleh regulator untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi. Dengan rasio Liquidity Coverage (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) yang kuat, masing-masing mencapai 340% dan 159%, Citi siap menghadapi tantangan mendatang.
Dalam sektor Investor Services, Citi Indonesia terus berkontribusi pada perkembangan pasar modal di tanah air. Selaku penyedia layanan FX terunggul untuk klien korporasi dan institusi, Citi mengoptimalkan teknologi dalam layanan fintech yang terintegrasi. “Kami menyediakan layanan FX dan pembayaran yang otomatis dan terintegrasi untuk menjamin efisiensi dalam kondisi pasar yang dinamis,” tutup Batara dengan penuh keyakinan.