
Direktur Utama PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR), Widada, menekankan bahwa dampak dari kebijakan perang tarif yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi China, yang merupakan tujuan ekspor batu bara terbesar Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa situasi ini sangat mempengaruhi perkembangan perekonomian negara tersebut.
Widada menjelaskan lebih lanjut mengenai dampak industri saat ini. Jika dibandingkan dengan tahun 2024, produksi batu bara tahun ini mengalami penurunan yang cukup tajam, tercatat lebih dari 10%. Meskipun demikian, perusahaan tetap optimis dalam menjaga kinerja keuangannya. Produksi batu bara perseroan tahun ini diperkirakan mencapai 18,5 juta MT, yang lebih rendah daripada produksi tahun sebelumnya yang mencapai 21 juta MT.
Dalam pernyataannya di gedung Graha Baramulti, Jakarta pada tanggal 5 Juni 2025, Widada menambahkan bahwa kebijakan perang tarif ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan tambang batu bara. Sebagian besar ekspor batu bara kita ditujukan ke China, ungkapnya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bijak dalam merespons situasi ini agar dapat menghadapi tantangan dalam menghasilkan batu bara di tahun yang penuh kesulitan ini, tambahnya. Ia kemudian menekankan bahwa penurunan harga batu bara bukan hanya dialami oleh BSSR, melainkan juga oleh banyak pihak lain di industri tersebut.