
Direktur Utama BTN, Nixon Napitupulu, baru-baru ini mengungkapkan bahwa BTN Syariah memiliki modal awal yang berkisar antara Rp3,5 triliun hingga Rp4 triliun. Jumlah ini dapat berfluktuasi tergantung pada kondisi transaksi antar bank yang melibatkan perusahaan-perusahaan anak dan induk. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sudah tidak memiliki beban dari aset pembiayaan maupun dana pihak ketiga (DPK), dan sekarang hanya menyisakan kepemilikan surat berharga negara (SBN) serta ekuitas.
Selain itu, BTN juga telah menyelesaikan proses akuisisi terhadap BVS dengan nilai mencapai Rp1,5 triliun. Akuisisi ini bertujuan untuk menjadikan BVS sebagai perusahaan cangkang bagi BTN Syariah, yang diharapkan akan mempermudah proses operasional dan pengecekan transaksi di dalam tubuh perusahaan. Nixon menambahkan, dengan langkah ini, mereka dapat meningkatkan efisiensi serta memberikan pelayanan yang lebih baik kepada nasabah.
Konferensi pers mengenai hal ini dilaksanakan di Menara BTN pada tanggal 5 Juni 2025, dimana Nixon menyampaikan harapannya untuk perkembangan BTN Syariah ke depan. Melalui strategi-strategi yang matang, BTN berkomitmen untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar yang semakin dinamis.