
Data terbaru menunjukkan bahwa kepemilikan Bitcoin oleh perusahaan publik mengalami peningkatan signifikan, yakni mencapai 31% sejak awal tahun. Saat ini, total nilai kepemilikan Bitcoin tersebut diperkirakan sekitar US$349 miliar. Faktor pendorong utama di balik pertumbuhan ini adalah peningkatan dalam kepemilikan institusional serta semakin banyaknya perusahaan yang mengadopsi aset digital ini.
James Butterfill, yang menjabat sebagai Kepala Riset di CoinShares, menyampaikan bahwa penguatan Bitcoin saat ini didorong oleh momentum positif, optimisme terhadap regulasi crypto di Amerika Serikat, dan minat yang berkelanjutan dari para investor institusional. Menurut informasi yang dihimpun oleh CNBC.com, pertumbuhan harga Bitcoin kali ini terlihat lebih lambat jika dibandingkan dengan lonjakan yang sering terjadi sebelumnya.
Satu faktor tambahan yang turut memperkuat daya tarik Bitcoin adalah penurunan peringkat utang oleh Moody's, yang membuat banyak investor beralih ke Bitcoin sebagai alternatif penyimpan nilai. Hal ini menunjukkan bahwa banyak di antara mereka mulai mencari aset yang dapat berfungsi sebagai lindung nilai.
Berdasarkan data dari SoSoValue, arus dana masuk ke ETF Bitcoin tetap kuat dan konsisten, dengan hanya dua hari tercatat arus keluar sepanjang bulan Mei. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan investor terhadap agenda pro-kripto semakin menguat.
Pada tanggal 22 Mei 2025, Bitcoin kembali memperkuat tren positifnya dengan menembus rekor tertinggi baru, hampir mencapai US$112.000, yang jika diubah ke dalam rupiah adalah sekitar Rp1,83 miliar (dengan asumsi kurs Rp 16.400). Menariknya, presiden AS saat ini, Donald Trump, menyatakan keinginannya untuk menandatangani regulasi terkait kripto sebelum Kongres melanjutkan masa reses pada bulan Agustus.
Secara historis, pergerakan Bitcoin cukup berkorelasi dengan pasar saham, terutama dengan Nasdaq yang didominasi oleh saham teknologi. Sejak awal tahun, Bitcoin telah mengalami kenaikan lebih dari 19%. Pada minggu ini, Senat AS juga menyetujui langkah awal dari legislasi kripto yang akan mengatur stablecoin dalam kerangka regulasi formal, yang menjadi sinyal positif bagi pasar.
Penguatan Bitcoin ini terjadi meskipun di tengah penurunan pasar saham AS pada hari Rabu, akibat lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah. Meskipun suku bunga meningkat, terdapat penurunan dari titik tertinggi sebelumnya. Dukungan terhadap pasar kripto juga datang dari Presiden Trump dan penasihatnya, David Sacks, yang menekankan pentingnya perusahaan kripto dalam pasar keuangan utama.
CEO JPMorgan, Jamie Dimon, yang sebelumnya skeptis mengenai Bitcoin, kini menyatakan bahwa JPMorgan akan membolehkan nasabahnya untuk membeli mata uang kripto tersebut, menambah sentimen positif ke pasar.