Pada sesi perdagangan pertama yang berlangsung pada Rabu, 26 Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami lonjakan yang signifikan. Meskipun PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 9,37% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, angka tersebut mencapai sekitar Rp 772,05 miliar.

Sementara itu, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami kenaikan sebesar 8,44%, menjadi Rp 167,22 miliar hingga kuartal I 2025, dibandingkan dengan Rp 154,20 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Laba per saham juga meningkat menjadi Rp 20 dari sebelumnya Rp 19.

Meski laba bersih meningkat, laba bruto perusahaan mengalami penurunan sebesar 7,81%, tercatat sebesar Rp 236,81 miliar hingga Maret 2025. Di sisi lain, beban penjualan juga menunjukkan penurunan, yaitu dari Rp 47,36 miliar menjadi Rp 33,11 miliar, sementara beban usaha lainnya turun menjadi Rp 186,47 juta dari Rp 888,88 juta tahun lalu.

Data dari RTI memperlihatkan bahwa IHSG melonjak 3,35% pada penutupan sesi pertama, mencapai 6.444,79. Dalam laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 Mei 2025, YUPI melaporkan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan mencapai Rp 699,65 miliar hingga kuartal I 2025. Meskipun ada penurunan pendapatan, laba perusahaan tetap menunjukkan pertumbuhan hingga Maret 2025.

Hasil laporan juga mencatat bahwa pendapatan usaha lainnya mengalami peningkatan menjadi Rp 27,07 miliar, dibandingkan dengan Rp 15,43 miliar pada Maret 2024. Selain itu, liabilitas perusahaan mengalami kenaikan menjadi Rp 469,57 miliar hingga kuartal I 2025, dibandingkan dengan Rp 428,40 miliar pada Desember 2024.

Pencatatan saham perdana PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk berlangsung pada 25 Maret 2025, menandai langkah baru bagi perusahaan dalam bursa saham. Secara keseluruhan, kinerja keuangan YUPI menunjukkan dinamika yang beragam di awal tahun 2025.