:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/956582/original/095526500_1439608365-Telkom.jpg)
Meskipun terdapat penurunan laba yang tipis, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk berhasil mencatat arus kas operasi yang kuat, yaitu sebesar Rp 61,6 triliun. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menjaga efisiensi dan keberlanjutan operasional, meskipun di tengah tantangan ekonomi yang ada. Sekretaris perusahaan Telkom, Achmad Reza, menyampaikan bahwa sisa laba sebesar 11%, sekitar Rp 2,6 triliun, akan dialokasikan sebagai laba ditahan guna mendukung pengembangan usaha perusahaan di masa depan.
Dalam konferensi pers setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang berlangsung pada Selasa, 27 Mei 2025, ia juga menambahkan bahwa dividen yang akan dibagikan adalah sebesar Rp 212,5 per saham, mencerminkan dividend payout ratio (DPR) sekitar 89% dari laba bersih yang diperoleh. Beban karyawan tercatat mencapai Rp 16,81 triliun, mengindikasikan komitmen yang kokoh terhadap pengelolaan sumber daya manusia di perusahaan.
Pasar saat ini akan mengamati perkembangan lebih lanjut mengenai distribusi dividen ini, karena Telkom memiliki strategi untuk menjaga keseimbangan antara ekspansi bisnis dan pengembalian nilai kepada pemegang saham. Sepanjang tahun 2024, Telkom Indonesia berhasil membukukan pendapatan konsolidasian sebesar Rp 149,97 triliun, dengan laba tahun berjalan mencapai Rp 30,74 triliun.
Berdasarkan laporan laba rugi, beban operasional Telkom tercatat mencapai Rp 41,2 triliun, sementara beban penyusutan dan amortisasi berada di angka Rp 32,64 triliun. Dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, total aset Telkom pada akhir tahun 2024 mencapai Rp 299,68 triliun, mengalami peningkatan dibandingkan Rp 287,04 triliun pada 2023.
Telkom juga telah resmi menyetujui pembagian dividen sekitar Rp 21 triliun untuk tahun buku 2024, di mana laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 23,65 triliun, sedikit menurun dari tahun sebelumnya. Total ekuitas perusahaan juga meningkat menjadi Rp 162,5 triliun, menunjukkan struktur permodalan yang semakin kuat.
Pembayaran dividen ini direncanakan akan dilakukan selambat-lambatnya pada 2 Juli 2025. Dengan dividen yang ditawarkan, Tim Riset Stockbit mencatat bahwa Telkom Indonesia memberikan dividend yield sekitar 7,5%, berdasarkan harga saham intraday yang tercatat pada 27 Mei 2025 di level Rp 2.830 per saham. Meskipun hanya mengalami sedikit kenaikan dari Rp 149,22 triliun pada 2023, Telkom tetap menunjukkan kinerja yang solid dan menarik di tengah fluktuasi pasar.