
Menteri Ekonomi Rusia, Maxim Reshetnikov, sebelumnya telah mengajukan permohonan kepada bank sentral untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga, seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Menurut pernyataan dari Bank Sentral Rusia yang dikutip oleh CNBC Internasional pada hari Jumat, 6 Juni 2025, pertumbuhan permintaan domestik masih melebihi kapasitas untuk memperluas penyediaan barang dan jasa, sehingga ekonomi Rusia perlahan kembali ke jalur pertumbuhan yang lebih seimbang.
Namun, para ekonom mengingatkan bahwa pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh sektor manufaktur pertahanan dan belanja pemerintah, bukan oleh aktivitas ekonomi yang meluas secara merata di seluruh sektor. Di Jakarta, CNBC Indonesia melaporkan bahwa Bank Sentral Rusia telah menurunkan suku bunga acuannya sebesar 100 basis poin, yang kini berada di angka 20% pada hari Jumat, 6 Juni 2025. Ini merupakan penurunan pertama sejak bulan September 2022.
Langkah ini dianggap sebagai tanda awal meredanya tekanan inflasi, yang sebelumnya telah mendapat perhatian serius dari Presiden Vladimir Putin, yang menyebutkan kondisi tersebut sebagai “mengkhawatirkan. Sebelum penurunan ini, suku bunga Rusia tetap di level 21% sejak bulan Oktober tahun lalu, yang merupakan yang tertinggi sejak pengenalan suku bunga acuan baru pada tahun 2013.
Dalam laporan terpisah, Bank Sentral Rusia mencatat bahwa inflasi tahunan pada bulan April tercatat sebesar 6,2%, yang menunjukkan penurunan dibandingkan rata-rata inflasi 8,2% yang tercatat pada kuartal pertama tahun 2025.