
Pada hari ini, indeks TPIA dan BREN mencatatkan kenaikan masing-masing sebesar 3,79% dan 3,25%, yang menyumbang total 15,48 poin indeks. Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menyuarakan kritiknya terhadap Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, dengan menyebutnya sebagai sosok yang “tidak bisa dipercaya”. Ia mendesak agar suku bunga diturunkan setelah dirilisnya data ketenagakerjaan yang tidak memuaskan.
Saham-saham perusahaan konglomerat menjadi pendorong utama pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini. Misalnya, saham BRPT melesat hingga 17,05% dan menyumbang 13,71 poin indeks. Selain itu, saham BMRI berkontribusi 4,4 poin, BBNI 4,32 poin, dan BBRI 3,06 poin.
Dengan memperhatikan panjangnya periode liburan, para investor diminta untuk lebih cermat dalam bertransaksi. Penting bagi investor untuk mempertimbangkan setiap sentimen yang dihadapi pasar hari ini dan minggu depan, karena ini sangat berpengaruh terhadap keputusan investasi mereka.
Dalam catatan transaksi, nilai yang tercatat mencapai Rp 15,38 triliun dengan melibatkan sekitar 22,37 miliar saham dalam 1,32 juta transaksi. Kapitalisasi pasar pun mengalami peningkatan menjadi Rp 12.411,13 triliun, didorong oleh kontribusi saham AMMN yang menambah 16,58 poin indeks. Sektor perbankan juga menunjukkan kinerja positif di tengah situasi ini.
Perlu diketahui, hari ini adalah perdagangan terakhir IHSG sebelum bursa libur panjang dan akan kembali beroperasi pada Selasa, 10 Juni 2025. Berbagai sentimen yang memengaruhi IHSG hari ini datang dari faktor eksternal, termasuk rilis data ketenagakerjaan di Amerika dan situasi politik di Timur Tengah, khususnya serangan Israel di Suriah.
Meskipun tekanan politik meningkat, Powell meyakinkan bahwa keputusan kebijakan moneter akan tetap didasarkan pada data ekonomi dan analisis yang obyektif, tanpa intervensi politik. Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25% hingga 4,5%, dengan pertemuan kebijakan selanjutnya dijadwalkan pada 17-18 Juni 2025.
Pasar keuangan saat ini menunjukkan gejala volatilitas, terutama dengan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS akibat harapan penurunan suku bunga. Sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga, seperti perumahan, justru menunjukkan kenaikan. Kritik Trump terhadap Powell dapat menimbulkan kekhawatiran mengenai independensi Federal Reserve, meskipun ia sebelumnya menyatakan tidak berniat memecat Powell sebelum masa jabatannya berakhir pada 2026.