Bank Sentral Berburu Emas: Ada Apa di Balik Strategi Ini?

Bank Sentral Berburu Emas: Ada Apa di Balik Strategi Ini?

Pergerakan harga emas saat ini dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik beserta ketidakstabilan ekonomi yang semakin mendalam, ditambah dengan kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump. Tekanan-tekanan ini juga membuat aset-aset AS semakin tidak menarik untuk dijadikan pilihan investasi.

Di tengah situasi ini, terdapat fenomena bahwa bank-bank sentral di seluruh dunia secara aktif membeli emas sebagai langkah antisipasi terhadap ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Saat ini, bank sentral menyuplai hampir 25% dari total permintaan emas global, menjadikannya sebagai kategori pembeli terbesar ketiga, setelah sektor perhiasan dan investasi fisik.

Konsultan Metals Focus memprediksi bahwa pembelian emas yang dilakukan oleh bank-bank sentral akan mencapai lebih dari 1.000 ton pada tahun 2025, menandakan tahun keempat berturut-turut di mana terjadi aksi pembelian besar-besaran. Laporan tahunan mereka menguraikan bahwa tren de-dolarisasi ini menjadikan banyak negara berusaha mendiversifikasi cadangan devisa mereka dari yang berbasis dolar AS menuju emas.

Faktor pendorong de-dolarisasi ini teramati semakin kuat. Sikap kebijakan yang tidak terduga dari Trump, kritik terhadap Ketua The Fed, Jerome Powell, serta prospek fiskal AS yang memburuk turut memperlemah kepercayaan terhadap dolar dan obligasi Treasury sebagai aset aman. Menurut Metals Focus, meskipun volume pembelian diperkirakan menurun sebesar 8% dari rekor 1.086 ton pada tahun 2024, total pembelian emas oleh bank sentral untuk tahun ini tetap diprediksi mencapai 1.000 ton.

Pada kuartal pertama 2025, beberapa negara seperti Polandia, Azerbaijan, dan China tercatat sebagai pembeli emas terbesar. Namun, meskipun bank sentral masih aktif dalam pembelian emas, permintaan dari sektor lain mengalami penurunan yang signifikan. Aliran masuk emas stabil ke Iran juga menunjukkan potensi tambahan pembelian oleh Bank Sentral Iran.

Dari sisi industri, fabrikasi perhiasan emas diperkirakan akan mengalami penurunan yang signifikan, yaitu sebesar 16% tahun ini, setelah sebelumnya mengalami penurunan 9% pada tahun 2024. Hal ini disebabkan oleh melonjaknya harga emas. Prediksi terbaru dari Metals Focus menunjukkan bahwa rata-rata harga emas diperkirakan akan naik sekitar 35% saat ini, mencapai sekitar US$ 3.210 per ounce, dan masih berpotensi untuk meningkat lebih lanjut hingga tahun 2026.

Previous Post Next Post