:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3458215/original/015610600_1621309183-WhatsApp_Image_2021-05-18_at_10.14.46_AM.jpeg)
Pada keterbukaan informasi yang disampaikan pada tanggal 19 Maret 2025, R A Koesoemohadiani menyatakan bahwa hingga saat ini, belum ada kesepakatan yang terjalin antara Perseroan dan pihak manapun terkait transaksi yang selama ini menjadi spekulasi di media. Hal ini ditekankan untuk menjelaskan situasi saat ini kepada publik.
Grup GoTo sendiri melaporkan untuk kuartal ini bahwa mereka mengalami peningkatan EBITDA yang disesuaikan, yang dihasilkan dari bisnis fintech dan layanan on-demand. Pertumbuhan GTV tahunan inti juga menunjukkan tren positif, menandakan keberhasilan eksekusi strategi di seluruh ekosistem yang terintegrasi.
Menurut Simon Ho, Direktur Keuangan Grup GoTo, meskipun Ramadan jatuh pada kuartal pertama, yang biasanya menimbulkan perlambatan, mereka masih mencatat pertumbuhan berkelanjutan dan peningkatan profitabilitas. Ini menjadi kabar baik bagi investor dan pelaku usaha di dalam Grup.
R A Koesoemohadiani juga mengonfirmasi bahwa perusahaan menyadari adanya spekulasi di media terkait hubungan dengan Grab. Menanggapi hal ini, dia menekankan pentingnya evaluasi yang hati-hati terhadap setiap tawaran yang masuk dengan tujuan meningkatkan nilai jangka panjang bagi pemegang saham serta memperhatikan kepentingan semua mitra dan stakeholders.
Pengumuman terbaru menunjukkan bahwa GOTO mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 37% secara year-over-year, mencapai Rp 4,2 triliun. Laporan keuangan mengungkap kenaikan positif yang mencapai 3,7% dari Rp 4,07 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Dalam keterangan berbeda, pihak GOTO menjelaskan bahwa berita yang beredar tidak memengaruhi operasi dan kelangsungan usaha mereka. Manajemen mengingatkan akan pentingnya keterbukaan informasi mengenai tawaran atau kolaborasi potensial di masa mendatang.
Patrick Walujo, Direktur Utama Grup GoTo, menegaskan bahwa mereka tetap fokus pada inovasi produk dan pengembangan teknologi untuk memastikan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna. Pertumbuhan dalam sektor pinjaman juga mencolok, di mana portofolio pinjaman konsumen mengalami peningkatan sebesar 108% dibandingkan tahun lalu.
Sinergi antara Gojek dan Tokopedia dianggap sebagai dorongan penting untuk digitalisasi UMKM di Indonesia, memberi mereka akses yang lebih baik terhadap pasar. Dengan memanfaatkan ekosistem yang terhubung dengan baik, GoTo berada pada jalur yang tepat menuju pertumbuhan berkelanjutan dan peningkatan profitabilitas di tahun 2025.
Dari semua perkembangan ini, GOTO menunjukkan tekad untuk terus menyediakan layanan yang lebih efisien, dengan menyesuaikan produk demi memenuhi kebutuhan dan preferensi pengguna yang beragam di seluruh Indonesia.