
Saudara-saudara Wang telah bekerja keras bertahun-tahun demi mendukung pendidikannya. Baru-baru ini, mobil listrik BYD menarik perhatian banyak orang setelah mengumumkan diskon harga yang signifikan, mencapai hampir 30% untuk beberapa modelnya.
Ilaria Mazzocco, yang merupakan pakar kebijakan industri teknologi bersih di Center for Strategic and International Studies di Washington, menggambarkan Wang sebagai seorang sosok disruptif yang mengejutkan banyak pihak. Ia adalah bagian dari generasi pengusaha yang mendapatkan keuntungan dari kebijakan reformasi ekonomi yang diterapkan oleh Deng Xiaoping dan kebangkitan Shenzhen sebagai pusat manufaktur teknologi tinggi.
Setelah menyelesaikan pendidikan, Wang memindahkan fokusnya ke Shenzhen dan mendirikan BYD pada pertengahan 1990-an, awalnya sebagai perusahaan yang memproduksi baterai. Dengan latar belakang akademis di bidang kimia dan metalurgi, ia berhasil menciptakan baterai lithium serta komponen lain untuk raksasa ponsel seperti Nokia dan Motorola.
Terobosan terbaru perusahaan ini termasuk peluncuran sistem bantuan pengemudi baru yang bernama “God's Eye”. Wang tinggal berdekatan dengan pabrik utama BYD dan jarang tampil di depan publik, kecuali jika sangat diperlukan. Ia sering disamakan dengan tokoh terkenal seperti Jeff Bezos dan Elon Musk karena kemampuannya dalam membangun imperium bisnis yang besar.
Selain di Indonesia, BYD juga telah mengukuhkan posisi kuat di pasar mobil listrik di China, serta Thailand dan Singapura. Keberhasilan BYD di negara-negara ini tidak lepas dari peran Wang Chuanfu. Sukses yang diraih membuatnya tercatat sebagai salah satu orang terkaya di China dengan estimasi kekayaan nyaris mencapai US$27 miliar atau sekitar Rp440 triliun menurut Forbes.
Ketertarikan mendalam Wang pada teknologi baterai mendorong BYD untuk mulai menjelajahi industri otomotif pada awal 2000-an. Pada pekan ini, BYD berhasil mengembangkan teknologi pengisian daya mobil listrik yang hanya memerlukan waktu lima menit. Inovasi “cell-to-body” ini memungkinkan sel baterai menjadi bagian integral dari struktur bodi kendaraan, sehingga dapat mengatasi kecemasan konsumen terkait jarak tempuh kendaraan listrik.
Kombinasi inovasi dan strategi ini berpotensi memperbesar pangsa pasar BYD dalam transisi global menuju kendaraan listrik. Menurut estimasi EY, sektor ini diprediksi dapat menghasilkan peluang pendapatan tahunan mencapai US$660 miliar pada tahun 2030.
Di balik semua keseriusan ini, Wang dikenal memiliki pendekatan yang penuh performa saat memperkenalkan inovasi teknologi. Ia pernah mengkonsumsi cairan elektrolit baterai untuk menunjukkan keamanannya kepada para investor dan mendemonstrasikan bahwa baterai tetap berfungsi meski dilindas oleh truk atau ditusuk paku di hadapan pengunjung.
Gairah Wang terhadap baterai telah membentuk gaya kepemimpinan yang unik dan inovatif. Peluncuran sistem God's Eye pada bulan Februari lalu menandai perubahan penting dalam arah bisnis BYD. Selama ini, Wang – yang di internal perusahaan hanya dikenal sebagai “ketua” – enggan mengikuti langkah-langkah pesaing yang berinvestasi besar untuk pengembangan teknologi swakemudi.