14 Perusahaan Siap Meluncur IPO: Aset Melejit!

14 Perusahaan Siap Meluncur IPO: Aset Melejit!

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa ada beberapa perusahaan yang telah mendaftar tetapi memilih untuk menunda pendaftaran mereka untuk menyempurnakan keterbukaan informasi dan meningkatkan kinerja perusahaan agar valuasi mereka dapat meningkat. Menurut OJK, saat ini ada proses penelaahan terhadap 28 perusahaan yang telah mengajukan pendaftaran untuk initial public offering (IPO) saham.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyatakan bahwa periode antara 1 Januari 2025 dan 8 Mei 2025, lima perusahaan telah diberikan pernyataan efektif untuk IPO dengan total emisi mencapai Rp 3,23 triliun. Saat ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat adanya 14 perusahaan yang masuk dalam daftar antrean untuk pencatatan umum perdana mereka.

Dengan keadaan ini, Inarno menilai bahwa perusahaan dalam negeri memiliki peluang besar untuk memperkuat struktur permodalan mereka melalui IPO. Hingga tanggal 20 Juni 2025, total dana yang berhasil dihimpun dari 14 perusahaan yang akan mencatatkan saham perdana di BEI mencapai Rp 7,01 triliun. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menambahkan bahwa dari 14 perusahaan tersebut, terdapat dominasi dari perusahaan-perusahaan berskala besar.

Lebih lanjut, ia menginformasikan bahwa hingga saat ini, sudah ada empat perusahaan yang menerbitkan rights issue dengan nilai total Rp 0,86 triliun. Menurut POJK Nomor 53/POJK.04/2017, delapan perusahaan memiliki aset besar di atas Rp 250 miliar, sementara lima perusahaan dengan aset skala menengah berada di kisaran Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar, dan satu perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar.

Dalam konteks prospek IPO, Inarno mencatat bahwa meskipun ada tantangan makroekonomi akibat ketegangan perdagangan global, Indonesia tetap menunjukkan ketahanan ekonomi yang solid. Ini terlihat dari inflasi yang terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang positif sebesar 4,8%. Menurutnya, meski faktor eksternal menjadi pertimbangan, hal ini justru menarik investor untuk berinvestasi di negara dengan fundamental kuat seperti Indonesia.

Sampai saat ini, belum ada pengajuan penundaan IPO yang disebabkan oleh kondisi makroekonomi. Sektor yang paling banyak mendaftar berasal dari sektor finansial, diikuti oleh transportasi dan logistik. Persepsi positif terhadap pasar modal Indonesia semakin terlihat dari bertambahnya jumlah investor yang telah mencapai lebih dari 16 juta SID.

Previous Post Next Post