Kredit Perbankan RI Terpuruk: Ini 3 Penyebab Utama!

Kredit Perbankan RI Terpuruk: Ini 3 Penyebab Utama!

Menurut Dian, permintaan kredit di sektor perbankan sangat dipengaruhi oleh kondisi di sektor riil. Salah satu penyebab utama adalah kecenderungan sejumlah bank untuk menyimpan likuiditas mereka dalam instrumen lain, seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan Surat Berharga Negara (SBN).

Faktor kedua yang mempengaruhi adalah sisi permintaan kredit itu sendiri. Ketika dunia usaha belum menunjukkan perkembangan yang signifikan, permintaan kredit pun akan cenderung rendah. Hal ini terlihat dalam perlambatan yang terjadi selama dua bulan terakhir di tengah dinamika ekonomi yang terus berubah.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengungkapkan bahwa ada tiga faktor utama yang menjelaskan mengapa laju kredit perbankan mengalami penurunan. Namun, ia juga menekankan bahwa penggunaan instrumen tersebut kurang optimal dari segi imbal hasil.

Stabilitas di sector keuangan ini didukung oleh penguatan nilai rupiah, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 5,5%, serta penurunan tingkat bunga penjaminan (TBP) oleh LPS. Dian juga menyoroti bahwa perlambatan yang terjadi di awal tahun sering kali merupakan fenomena musiman.

Data terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit perbankan nasional mencapai 8,88% secara tahunan (year on year/yoy) pada bulan April 2025. Meskipun ada penurunan, Dian optimis bahwa kredit akan bangkit kembali pada kuartal dua dan tiga, terutama karena kondisi makroekonomi yang semakin stabil.

Di sisi lain, likuiditas perbankan saat ini dikatakan sangat memadai. OJK mendorong agar penyaluran kredit lebih difokuskan pada sektor-sektor prioritas seperti perumahan rakyat, hilirisasi industri, dan UMKM. Dengan langkah ini, diharapkan permintaan kredit akan meningkat dalam waktu dekat.

“Pemerintah juga aktif mendukung sektor-sektor tersebut. Jadi, prospek penyaluran kredit di masa depan tetap terlihat positif,” tutup Dian.

Previous Post