Berdasarkan laporan keuangan yang mengacu pada PSAK 111, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan pendapatan bruto sebesar US$ 348,8 juta di akhir kuartal I-2025. Angka ini menunjukkan pertumbuhan 12,1% dibandingkan dengan pendapatan bruto pada kuartal I-2024 yang mencapai US$ 311,0 juta.
Namun, beban pokok pendapatan BUMI juga mengalami kenaikan sebesar 3%, mencapai US$ 297,5 juta pada kuartal I-2025, dibandingkan US$ 288,9 juta pada periode yang sama tahun lalu. Dalam laporan keuangan konsolidasi, BUMI meraih total pendapatan sebesar US$ 1,17 miliar pada kuartal I-2025.
Selain itu, BUMI mencatat beban pokok pendapatan sebesar US$ 1,06 miliar dan beban usaha mencapai US$ 51,9 juta. Laba usaha juga mengalami lonjakan signifikan, meningkat 163,4% menjadi US$ 27,9 juta pada kuartal I-2025, dibandingkan dengan US$ 10,6 juta pada kuartal I-2024. Ini menunjukkan bahwa BUMI mampu meraih pertumbuhan laba bruto sebesar 131,5%, yaitu mencapai US$ 51,2 juta pada kuartal I-2025 dibandingkan dengan US$ 22,1 juta pada tahun sebelumnya.
Kenaikan laba ini tercatat meskipun beban usaha BUMI juga meningkat ~102,2%~ menjadi US$ 23,3 juta pada kuartal I-2025, dibandingkan dengan US$ 11,5 juta pada kuartal I-2024. Pada tanggal 30 April 2025, BUMI mengumumkan kinerja keuangan berdasarkan PSAK 111 tentang Joint Venture Accounting.
Pada kuartal tersebut, perusahaan mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 17,9 juta, dengan kinerja konsolidasi ini mencakup anak usaha seperti Arutmin dan Kaltim Prima Coal (KPC). Namun, KPC tidak ikut dikonsolidasikan dalam laporan tersebut. Hingga akhir kuartal I-2025, BUMI berhasil mencatat laba sebelum pajak penghasilan sebanyak US$ 28,6 juta.
Pendapatan bruto BUMI pada kuartal I-2025 menurun 18,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang mencapai US$ 1,44 miliar, disebabkan oleh penurunan harga batu bara dan rendahnya stripping ratio yang dialami oleh perusahaan. Di sisi operasional, BUMI berhasil menjual batu bara sebanyak 16,7 juta metrik ton dan memproduksi 17,2 juta metrik ton pada kuartal I-2025. Di samping itu, realisasi overburden removed tercatat sebanyak 143,4 mbcm, dengan closing inventory mencapai 2,4 juta metrik ton hingga kuartal I-2025.