:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3126420/original/060041200_1589339869-WASKITA.jpg)
Waskita Karya telah melakukan langkah signifikan dalam proses restrukturisasi yang bertujuan untuk memperkuat stabilitas keuangan perusahaan di masa depan. Dengan tetap menjunjung tinggi aktivitas proyek yang tinggi, perusahaan menunjukkan bahwa operasionalnya tetap berjalan dengan baik dan mengalami perbaikan yang berkelanjutan.
Restrukturisasi ini mencakup kesepakatan dengan 22 kreditur perbankan melalui skema Master Restructuring Agreement (MRA) dan Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) 2021, dengan total utang yang mencapai Rp31,65 triliun yang efektif mulai 17 Oktober 2024. Pentingnya efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan proyek sangat ditekankan untuk menjaga daya saing perusahaan.
Tren positif ini menjadi modal berharga untuk menambah kepercayaan pasar selama dua tahun ke depan. Lucky, seorang analis, menyarankan agar Waskita lebih fokus pada proyek-proyek strategis yang memberi dampak signifikan terhadap arus kas dan reputasi perusahaan. Restrukturisasi ini membuka peluang bagi Waskita untuk kembali mendapatkan kepercayaan dari para investor.
Menurutnya, Waskita perlu lebih aktif dalam mencari kontrak baru, berinovasi, serta memperkuat operasional perusahaan. Sejumlah indikator positif menunjukkan bahwa perusahaan konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini sedang berusaha untuk bangkit kembali, khususnya dalam kinerja keuangan dan proyek-proyek yang sedang berjalan.
Restrukturisasi juga mencakup Obligasi Non-Penjaminan yang mencapai Rp3,35 triliun dan disetujui dalam tiga seri. Peluang untuk mendapatkan tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) di masa depan juga bisa memperkuat posisi Waskita dalam pertumbuhan. Dalam laporan keuangan terbarunya, Waskita mampu mencatat penurunan total utang sebesar Rp14,7 triliun dan membukukan laba sebesar Rp4,8 triliun secara standalone.
Proses delisting perusahaan tidak berjalan secara instan dan Waskita saat ini belum berada di tahap tersebut. Menurut laporan pada tanggal 9 Mei 2025, perusahaan ini memiliki 68 proyek aktif sepanjang 2024 dengan nilai total mencapai Rp44,7 triliun. Lucky menerangkan bahwa pengurangan beban utang dan perbaikan struktur keuangan memberi harapan lebih besar bagi Waskita untuk kembali bersinar di pasar modal.
Waskita Karya juga memiliki anak usaha yang mampu memproduksi 450 ribu ton beton cetak dan pra cetak per tahun untuk memenuhi kebutuhan industri. Menanggapi isu tentang delisting di Bursa Efek Indonesia, mereka menegaskan bahwa proses ini tidak otomatis dan bertujuan untuk mendorong emiten memperbaiki prospek usahanya.