
Di tengah riuhnya pemberitaan mengenai proyek Meikarta, saham LPCK justru menunjukkan performa yang menarik perhatian. Pertanyaannya, apakah ini merupakan peluang investasi yang menjanjikan atau justru jebakan yang perlu diwaspadai?
Meikarta memang tengah menjadi sorotan, namun LPCK seolah tak terpengaruh. Bahkan, perusahaan ini mampu membukukan kinerja positif di saat banyak pihak merasa khawatir. Apa sebenarnya rahasia di balik ketahanan LPCK ini?
Perseroan membukukan pendapatan neto sebesar Rp 1,07 triliun hingga Maret 2025, naik 157,70% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan Rp 415,29 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kontribusi utama pendapatan berasal dari segmen penjualan rumah hunian dan apartemen sebesar Rp 763,33 miliar.
Selanjutnya, penjualan lahan komersial dan rumah toko sebesar Rp 130,98 miliar, pendapatan dari pengelolaan kota sebesar Rp 106,71 miliar, penjualan tanah industri Rp 54,54 miliar, serta pendapatan sewa dan lainnya Rp 39,07 miliar.
Beberapa analis berpendapat bahwa LPCK memiliki fundamental yang kuat dan strategi bisnis yang tepat, sehingga mampu bertahan di tengah badai Meikarta. Namun, ada pula yang mengingatkan untuk tetap berhati-hati dan mempertimbangkan berbagai faktor risiko sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Kinerja LPCK yang positif ini tentu menjadi angin segar bagi para investor. Namun, penting untuk diingat bahwa investasi selalu mengandung risiko. Oleh karena itu, lakukan riset mendalam dan konsultasikan dengan penasihat keuangan sebelum mengambil keputusan.
Sepanjang kuartal I-2025, LPCK juga mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 142,79 miliar, tumbuh 139,40% dibandingkan kuartal I-2024. EBITDA perseroan tercatat sebesar Rp 173 miliar, atau setara 16% dari total pendapatan.
Dari sisi pemasaran, LPCK mengantongi marketing sales sebesar Rp 323 miliar, atau 19,6% dari target tahunan Rp 1,65 triliun.
Marketing sales tersebut ditopang oleh permintaan kuat terhadap produk residensial dan rumah toko yang masing-masing berkontribusi 67% dan 33%. Total unit yang terjual sebanyak 325 unit dari berbagai segmen, termasuk hunian, komersial, dan lahan industri.
Apakah sekarang saat yang tepat untuk membeli atau menjual saham LPCK? Jawabannya tidaklah sederhana. Semua tergantung pada profil risiko dan tujuan investasi masing-masing investor. Namun, satu hal yang pasti, LPCK telah membuktikan diri sebagai perusahaan yang tangguh di tengah situasi yang penuh tantangan.
Berikut adalah tabel yang merangkum beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:
Faktor | Potensi Dampak |
---|---|
Perkembangan Meikarta | Positif/Negatif terhadap sentimen pasar |
Kinerja Keuangan LPCK | Menentukan profitabilitas dan pertumbuhan |
Kondisi Ekonomi Makro | Mempengaruhi daya beli dan investasi |