SSMS Targetkan Pertumbuhan 10% Menuju 2025

SSMS Targetkan Pertumbuhan 10% Menuju 2025

Perusahaan saat ini sedang menyelesaikan pembangunan fasilitas refinery dengan kapasitas tinggi mencapai 1.500 ton per hari, yang dijadwalkan untuk mulai beroperasi pada akhir tahun 2025. Di kuartal pertama tahun ini, perusahaan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 341,5 miliar, meningkat 23,3% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang tercatat sebesar Rp 276,9 miliar.

Dari kinerja yang mengesankan ini, laba kotor perusahaan melesat sebesar 68,5% menjadi Rp 1,3 triliun, naik dari Rp 771,4 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Untuk mendukung pertumbuhan ini, perusahaan telah menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp 510 miliar untuk tahun 2025, dengan fokus pada renovasi fasilitas pekerja, serta pengadaan alat berat dan pembaruan mesin.

Capaian yang diraih oleh PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) di kuartal pertama didorong oleh efisiensi operasional, pengelolaan persediaan yang tepat waktu, dan peningkatan volume ekspor. EBITDA SSMS juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dengan angka mencapai Rp 739 miliar, meningkat 14,9% dari Rp 643 miliar sebelumnya. Menyongsong sisa tahun ini, SSMS memproyeksikan pertumbuhan kinerja mencapai 10% berkat membaiknya produksi minyak sawit di Indonesia dan upaya penghematan biaya yang terus dilakukan.

Walaupun ada beban pajak ekspor yang lebih tinggi, SSMS berhasil menutupi dampak tersebut dengan peningkatan volume ekspor yang signifikan. Selain itu, pendapatan SSMS juga mengalami peningkatan yang signifikan menjadi Rp 3,7 triliun, tumbuh 48% dari Rp 2,5 triliun pada kuartal pertama 2024. SSMS berkomitmen untuk memanfaatkan momentum ini dengan meningkatkan efisiensi dan melakukan pengadaan bahan baku eksternal secara agresif, serta memperkuat investasi di sektor pendukung.

Pentingnya pengelolaan biaya juga menjadi fokus utama dalam strategi efisiensi perusahaan. Beban pokok penjualan mengalami kenaikan menjadi Rp 2,39 triliun, meningkat 40% dari sebelumnya Rp 1,74 triliun. Diperkirakan, produksi minyak sawit nasional akan meningkat menjadi 48 juta ton, dibandingkan dengan 45 juta ton pada tahun lalu, yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan sekitar 10%.

Dengan biaya tunai di kisaran USD 325 dan titik impas di USD 550, perusahaan tetap kompetitif meskipun harga CPO mengalami penurunan. SSMS juga terus memperkuat langkah ekspansi ke sektor hilir, dengan sekitar 30-35% dari anggaran capex atau sekitar Rp 180 miliar telah direalisasikan hingga akhir kuartal pertama. Ini adalah bagian dari strategi diversifikasi produk turunan kelapa sawit.

Peningkatan produktivitas kebun juga menjadi sorotan, di mana yield mencapai 7,5 ton per hektar dalam empat bulan pertama tahun 2025, naik dari 7,1 ton per hektar pada tahun lalu. Beberapa kebun bahkan masih menunjukkan produktivitas yang baik meski tanaman sudah berusia 24 tahun, sehingga rencana replanting akan diadakan setelah tahun 2026.

Dalam aspek keberlanjutan, SSMS mengoperasikan dua unit pembangkit biogas yang memberikan kontribusi cukup besar dalam penghematan energi, baik untuk keperluan pabrik maupun perumahan karyawan. Ke depan, perusahaan berencana untuk menambah tiga unit biogas plant dan dua bio-CNG plant sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk mengurangi emisi. Jap Hartono, pemimpin perusahaan, menegaskan komitmen SSMS terhadap keberlanjutan dan tata kelola yang baik. “Fokus kami adalah pertumbuhan berkelanjutan, efisiensi, dan kontribusi nyata terhadap industri dan masyarakat,” tambahnya.

Previous Post Next Post