PAM Mineral mencatatkan pencapaian yang signifikan dengan meningkatnya volume penjualan nikel dari 222.791 wmt pada periode sebelumnya menjadi 995.834 wmt. Dalam laporan keuangannya, perusahaan ini melaporkan total penjualan mencapai Rp543,91 miliar, meningkat pesat sekitar 365,68% dibandingkan dengan Rp116,79 miliar pada Maret 2024.
Selain itu, NICL berhasil mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp193,13 miliar, yang mencerminkan lonjakan luar biasa sebesar 1.473,69% year on year (yoy) pada akhir Maret 2025, dibandingkan dengan Rp12,27 miliar setahun sebelumnya. Pada periode yang sama, total aset perusahaan mencapai Rp1,26 triliun, tumbuh sekitar 20,77% dibandingkan dengan total aset Rp1,05 triliun pada tahun 2024.
Di sisi lain, pada tahun 2025, harga nikel diproyeksikan akan mengalami fluktuasi akibat ketegangan perang dagang antara AS dan China, yang terus memengaruhi stimulus ekonomi global. Kelebihan pasokan nikel juga berpotensi memberikan tekanan tambahan pada harga.
Namun, terdapat faktor positif bagi industri nikel domestik. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memutuskan untuk tidak memangkas kuota bijih nikel, yang sebelumnya direncanakan akan mengalami pemotongan sebesar 50%. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pasar nikel di dalam negeri.
Pemberlakuan Peraturan Pemerintah No 19/2025 tentang Tarif Royalti Minerba diperkirakan akan berpengaruh tidak hanya pada kinerja NICL, tetapi juga pada seluruh pengeboran nikel di tanah air. Perusahaan mengungkapkan rencana strategis untuk menghadapi tantangan ini dengan melakukan efisiensi dalam kegiatan produksi guna menjaga margin yang optimal.
NICL juga berkomitmen untuk melanjutkan kegiatan pengeboran sebagai bagian dari upaya pengembangan sumber daya dan tambahan cadangan tambang. Selain itu, perusahaan akan terus meningkatkan produksi dan menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) serta Good Corporate Governance (GCG), memperbarui studi kelayakan dan Addendum Amdal, serta meningkatkan kualitas dengan sistem QA/QC. Inisiatif dalam digitalisasi juga akan menjadi fokus, bersama dengan penyelesaian proses akuisisi yang sedang berlangsung.