Seiring dengan perkembangan ekonomi global, data pertumbuhan ekonomi di Kanada menunjukkan hasil yang lebih menggembirakan dari yang diperkirakan, terutama dengan adanya aktivitas di sektor pertambangan, penggalian, dan ekstraksi minyak & gas. Sementara itu, kawasan Euro juga mencatat pertumbuhan yang mengejutkan, meskipun angka inflasi baik utama maupun inti mereka sedikit lebih tinggi dari yang diprediksi, didorong oleh pengurangan harga energi yang diimbangi dengan kenaikan yang lebih tajam dalam sektor jasa.
Di sisi lain, Amerika Serikat menghadapi tantangan dengan data ekonomi yang lemah. Terdapat penurunan pada angka lowongan pekerjaan yang mencapai titik terendah dalam enam bulan, serta kenaikan dalam klaim pengangguran awal. Penurunan ini diakibatkan oleh lonjakan tajam dalam impor, saat bisnis dan konsumen mempersiapkan diri sebelum tarif baru diberlakukan.
Namun, pasar Bursa Efek Indonesia menunjukkan performa yang cerah dengan rata-rata nilai transaksi harian yang meningkat sebesar 4,99%, mencapai Rp 11,61 triliun dibandingkan Rp 11,06 triliun di pekan sebelumnya. Kapitalisasi pasar juga melesat tajam. Peningkatan terbesar pada pekan ini muncul dari rata-rata volume transaksi harian bursa yang meningkat 14,46%, menjadi 20,87 miliar saham dari 18,23 miliar saham pekan lalu.
Pada pekan ini, IHSG tercatat menguat signifikan dari 28 April hingga 2 Mei 2025. Dalam laporan dari PT Ashmore Asset Management Indonesia, sektor perawatan kesehatan dan transportasi mencatat performa terbaik, di mana kapitalisasi pasar BEI mengalami kenaikan sebesar 2,33% menjadi Rp 11.831 triliun dari Rp 11.561 triliun.
Federal Reserve memberikan sinyal kemungkinan pemotongan suku bunga pada semester kedua tahun ini, yang turut meredakan ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Hal tersebut mengurangi kekhawatiran di kalangan investor, dengan indeks IHSG melesat sebesar 2,05% pada periode ini, menduduki posisi 6.815,73.
Namun, tidak semua sektor mengalami kenaikan. Sektor industri dan teknologi masing-masing justru mengalami penurunan sebesar 0,63% dan 0,40%. Di Asia, indeks Nikkei dan Hang Seng juga mencatat pertumbuhan yang positif, seiring dengan meningkatnya optimisme pasar terkait resolusi konflik perdagangan.
Sementara itu, Jerman menunjukkan peningkatan keyakinan konsumen senafas dengan optimisme politik di dalam negeri. Di sisi lain, Bank Sentral Jepang tetap pada kebijakan suku bunga yang ada, sementara Tiongkok menghadapi tantangan dengan angka PMI yang lebih lemah dari harapan, yang merupakan dampak dari ketegangan perang tarif. Di Indonesia, data inflasi pada bulan April meningkat, yang terutama disebabkan oleh lonjakan konsumsi saat perayaan.