Pada kuartal pertama tahun 2025, Grup Astra melaporkan bahwa laba bersih divisi jasa keuangan mengalami peningkatan sebesar 3%, mencapai Rp2,1 triliun. Peningkatan ini terutama didorong oleh kontribusi yang lebih tinggi dari bisnis pembiayaan konsumen, termasuk peningkatan pada portofolio pembiayaan. Secara khusus, PT Federal International Finance, yang fokus pada pembiayaan sepeda motor, mencatat laba bersih yang juga meningkat 3% menjadi Rp1,1 triliun.
Lebih lanjut, perusahaan asuransi umum di bawah Grup Astra, yaitu PT Asuransi Astra Buana, berhasil meningkatkan laba bersih sebesar 3% menjadi Rp396 miliar berkat peningkatan pada underwriting income serta hasil investasi yang lebih baik. Sementara itu, divisi teknologi informasi, PT Astra Graphia Tbk, mencatat kenaikan laba bersih hingga 64%, mencapai Rp36 miliar, yang disebabkan oleh meningkatnya pendapatan dari solusi teknologi informasi dan marjin usaha yang lebih tinggi.
Kontribusi laba bersih dari pembiayaan mobil juga mengalami pertumbuhan sebesar 2% menjadi Rp580 miliar, sementara anak perusahaan di sektor pertambangan batu bara melaporkan penjualan sebesar 3,2 juta ton. Jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya, penjualan ini sedikit turun dari 3,3 juta ton.
Di segmen asuransi jiwa, PT Asuransi Jiwa Astra mencatatkan peningkatan premi bruto sebesar 1% menjadi Rp1,5 triliun, sementara laporan pendapatan harian dari ruas jalan tol Trans-Jawa mengalami kenaikan 12%, berkat operasional mandiri dari 396 km jalan tol yang ada. Nilai pembiayaan baru dalam bisnis pembiayaan alat berat juga mengalami kenaikan signifikan sekitar 25%, menembus angka Rp4,1 triliun.
Dari divisi infrastruktur, laba bersih meningkat 54% menjadi Rp260 miliar, berkat tingginya volume lalu lintas dan tarif jalan tol. Begitu pula, bisnis pertambangan emas melaporkan peningkatan penjualan emas sebesar 16% menjadi 57.000 ons.
Di sisi lain, laba bersih dari bisnis komponen otomotif, PT Astra Otoparts Tbk, berhasil tumbuh 7% menjadi Rp405 miliar. Nilai pembiayaan baru di segmen pembiayaan konsumen meningkat 7% menjadi Rp30,3 triliun, mencerminkan pertumbuhan yang kuat di pembiayaan multiguna.
Selain itu, PT Pamapersada Nusantara sebagai penyedia jasa penambangan mengalami penurunan pengupasan lapisan tanah sebesar 12% menjadi 252 juta bank cubic metres, disebabkan oleh curah hujan tinggi. Secara keseluruhan, pendapatan bersih konsolidasi grup pada kuartal pertama 2025 tercatat sebesar Rp83,4 triliun, meningkat 3% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun sebelumnya.
Kendati demikian, kontribusi dari sektor otomotif kurang menggembirakan, di mana laba bersih divisi otomotif dan mobilitas menurun 4% menjadi Rp2,7 triliun akibat penurunan volume penjualan di pasar otomotif. Sementara itu, PT Serasi Autoraya mencatat kontrak unit yang lebih rendah, dengan penurunan sebesar 4% untuk mencapai 25.300 unit.
Keterpurukan pada sektor otomotif mencerminkan kondisi pasar yang masih lesu, terlepas dari kinerja positif dari segmen lainnya. Laba bersih dari divisi alat berat dan pertambangan juga menunjukkan penurunan sebesar 30% menjadi Rp2 triliun, yang menunjukkan dampak dari harga batu bara yang lebih rendah.
Dengan demikian, kinerja keseluruhan Grup Astra pada kuartal pertama tahun 2025 mencerminkan tantangan yang berlaku terutama di sektor-sektor terkait batu bara dan otomotif, sementara pemilik saham tetap optimis akan kinerja jangka panjang yang solid.